Pengertian FIFO dan LIFO | Tugas Vclass M10 Akutansi



Metode Fifo, Lifo Dan Average Dalam Persediaan



Persediaan adalah suatu jenis aktiva atau barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang akan dijual kembali atau akan dikonsumsi dalam operasi normal suatu perusahaan. persediaan barang dapat di artikan sebagai, barang-barang yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan. Dalam persediaan terdapat perhitungan harga pokok persediaan, dari hal tersebut diterapkanlah metode – metode dalam perhitungannya yaitu dengan cara menerapakan metode FIFO, LIPO, Average dalam persediaan.

Metode FIFO(First In First Out)
Metode FIFO pertama kali dikenal dalam akuntansi keuangan sebagai salah satu metode dalam penilaian persediaan. Harga yang digunakan sebagai dasar dalam menilai persediaan barang dapat memakai harga lama atau harga baru. Metode FIFO dalam persediaan yaitu pencatatan barang persediaan yang mengasumsikan persediaan yang pertama masuk akan dikeluarkan dan persediaan yang masuk terakhir akan dikeluarkan belakangan.

Artinya dalam metode FIFO tersebut persediaan yang dicatat pertama kali saat penjualan adalah persediaan yang pertama kali masuk. Metode ini sangat baik untuk menghindari persediaan yang rusak akibat penyimpanan dalam gudang yang terlalu lama, juga sangat relevan untuk pencatatan persediaan yang disajikan berdasarkan harga terkini atau didasarkan pada harga baru atau harga urutan yang terakhir.

Metode ini cenderung menghasilkan persediaan yang nilainya tinggi dan berdampak pada nilai aktiva perusahaan. Metode FIFO seringkali tidak nampak secara langsung pada aliran fisik dari barang tersebut karena pengambilan barang dari gudang lebih didasarkan pada pengaturan barangnya. Dengan demikian metode FIFO lebih nampak pada perhitungan harga pokok barang. Dalam metode FIFO, biaya yang digunakan untuk membeli barang pertama kali akan dikenali sebagai Cost of Goods Sold (COGS). Untuk perhitungan harga maka digunakan harga dari stok barang dari transaksi yang terdahulu.


 
Metode LIFO (Last In First Out)
  
Metode LIFO merupakan pencatatan barang persediaan yang mengasumsikan unit persediaan yang terakhir dibeli dikeluarkan terlebih dahulu, dan unit persediaan yang pertama dibeli akan dikeluarkan dikemudian hari. Dalam metode LIFO persediaan yang pertama kali dicatat saat penjualan adalah persediaan yang terakhir masuk.,dalam metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam pencatatan barang persediaan



Kelebihan menggunakan LIFO adalah Pengukuran pendapatan yang lebih baik, karena barang yang dijual dibebani dengan yang terakhir sehingga lebih realistis. Jika harga cenderung naik maka menjadi lebih tinggi sehingga laba kecil dan menyebabkan pajak yang dibayar juga kecil. Sedangkan Kelemahannya adalah Jika harga cenderung naik maka laba akan nampak lebih kecil, dan hal ini tidak disenangi terutama oleh pemegang saham. Nilai persediaan yang dicantumkan di neraca tidak realistis.

Average (Rata – rata)
Metode average atau disebut juga metode rata-rata tertimbang adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perunit persediaan berdasarkan rata-rata tertimbang dari unit yang serupa dan biaya unit yang dibeli selama suatu periode. Caranya adalah dengan membagi biaya semua barang yang tersedia untuk dijual dengan unit yang tersedia untuk dijual dan hasilnya adalah biaya rata-rata perunit. Setelah ditemukan biaya rata-rata perunit baru beban pokok penjualan dihitung dengan dasar harga rata-rata perunit.
Dalam metode ini, jumlah harga pokok produk dalam proses awal ditambahkan dengan biaya produksi yang dikeluarkan periode sekarang dibagi dengan unit produk untuk menghasilkan harga pokok rata-rata tertimbang. Harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama merupakan harga pokok akumulatif,yaitu merupakan penjumlahan harga pokok dari departemen satu ditambahkan dengan departemen berikutnya yang bersangkutan.

Kelebihan dan Kekurangan Metode FIFO, LIFO dan Average   



               

Perlu diketahui bahwa FIFO, LIFO dan Avarage digunakan untuk menentukan metode pencatatan yang menjadi sarana pengelolaan persediaan dan masalah keuangan perusahaan yang berkaitan dengan persediaan barang yang dihasilkan, bahan baku, suku cadang, komponen atau saham feed.



Ketika ingin menentukan biaya atas stok persediaan terdapat tiga metode yang biasa dipakai oleh perusahaan :
  1. Metode masuk pertama keluar pertama (first in first out – FIFO)
  2. Metode masuk terakhir keluar pertama (last in first out – LIFO)
  3. Metode rata-rata tertimbang (average)
Untuk mengetahui lebih jelas, mari kita bandingan ke tiga medote penentuan stok ini :


 Last in first out – LIFO
First in first out – FIFO
Average
Kegunaan
Ketika barang yang paling akhir masuk, maka itulah yang lebih dahulu dikeluarkan.
Dimana barang yang masuk terlebih dahulu akan dijual terlebih dahulu
Barang -barang yang dikeluarkan dicatat berdasarkan pada harga rata -ratanya.
 
Tujuan
 Untuk memudahkan proses penataan, baik itu memasukkan maupun mengambil barang.
Agar masing -masing produk tidak tertimbun terlalu lama dan menghindari masa kadaluarsa produk.

Jumlah harga pokok produk dalam proses awal ditambahkan dengan biaya produksiyang dikeluarkan periode sekarang dibagi dengan unit ekuivalensi produk untuk menghasilkan harga pokok rata-rata tertimbang.
Keuntungan

Bisa menghemat pajak ketika inflasi
Mudah menandingakan kos sekarang dengan pendapatan sekarang
Jika harga naik, harga barang konservatif
laba operasi tidak tercemar oleh untung/rugi fluktuasi harga
Jika harga berfluktuasi , dapat meratakan laba tahunan.
1. Menghasilkan harga pokok penjualan yang rendah
2. Menghasilkan laba kotor yang tinggi
3. Menghasilkan persediaan akhir yang tinggi
Selama periode inflasi atau kenaikan harga, penggunaan FIFO akan mengakibatkan hal ini, tapi dalam kondisi ekonomi turun, terjadi kebalikannya
Keuntungan dan kelebihan metode rata-rata berada diantar metode FIFO dan LIFO
Setiap terjadinya perubahan jumlah persediaan barang, baik karena pembelian maupun karena adanya penjualan yang dilakukan,

Kerugian
 
Metode ini lebih rumit, biaya pembukuannya menjadi lebih mahal,
Laba rugi yang dihasilkan rendah
 
Pajak yang dihasilkan lebih besar,
Laba yang dihasilkan kurang akurat
Keuntungan dan kelebihan metode rata-rata berada diantar metode FIFO dan LIFO
Kelebihan Averange, metode ini berada diantara metode FIFO dan LIFO begitu pula dengan kekurangannya. Anda dapat menentukan metode mana yang akan digunakan dalam penentuan HPP untuk usaha Anda. Mana yang paling sesuai dengan Anda.
Namun, Beeacounting sendiri menggunakan metode Averange dengan mempertimbangkan segala aspek untuk menguntungkan pebisnis. Pemilihan ini telah disesuaikan dengan banyaknya rata-rata pelaku bisnis yang juga menggunakan Averange. 

Cara dan Contoh Perhitungan Metode FIFO, LIFO dan Average

 



Dalam akuntansi persediaan barang bisa dihitung dalam beberapa metode, dimana metode ini bisa disesuaikan dengan jenis perusahaan dan juga kepentingan perusahaan. Beberapa metode perhitungan persediaan yang populer digunakan adalah metode FIFO (First in First Out), LIFO (Last In First Out), dan Average. Kemudian, ada dua sistem pencatatan persediaan yang digunakan yaitu sistem perpetual dan periodik. Biasanya dalam menghitung persediaan, akan dihitung pula HPP (Harga Pokok Penjualan) dan laba kotor. Namun, di pembahasan kali ini kita akan fokus pada cara dan contoh perhitungan Metode FIFO, LIFO dan Average saja.
  
Contoh Soal atau Data Persediaan untuk Perhitungan Metode FIFO, LIFO dan Average
Untuk lebih jelasnya berikut ini ada contoh data penjualan dan pembelian persediaan selama tahun 2017 di PT. XY :
 
Tanggal
Keterangan
Kuantitas (unit)
Harga (Rp)
1 Jan
Persediaan awal
100
100.000
5 Feb
Pembelian
300
120.000
7 Maret
Penjualan
100
150.000
10 April
Penjualan
100
150.000
2 Mei
Pembelian
100
130.000
5 Juni
Penjualan
200
160.000
6 Juli
Pembelian
300
125.000
7 Oktober
Penjualan
100
160.000
10 November
Penjualan
200
170.000
3 Desember
Pembelian
100
130.000

Dari data di atas, berikut ini akan kita ulas cara perhitungannya menggunakan metode FIFO, LIFO dan Average.


Cara Perhitungan Metode FIFO

Dalam penerapan metode FIFO berarti perusahaan akan menggunakan persediaan barang yang lama/pertama masuk untuk dijual terlebih dahulu. Jadi biasanya persediaan akhir barang dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang terakhir masuk. Metode FIFO cocok diterapkan pada perusahaan yang menjual produk yang memiliki masa kadaluarsa, seperti makanan, minuman, obat dan lain sebagainya. Berikut adalah contoh perhitungan metode FIFO dari data di atas:

Tanggal
Pembelian
Harga Pokok Penjualan
Persediaan
Unit
Harga/ Unit (Rp)*
Total Harga (Rp)*
Unit
Harga/ Unit (Rp)*
Total Harga (Rp)*
Unit
Harga/Unit (Rp)*
Total Harga (Rp)*
01 Jan
-
-
-
-
-
-
100
100
10.000
05 Feb
300
-
120
-
36.000
-
-
-
-
-
-
-
100
300
100
120
10.000
36.000
07 Mar
-
-
-
100
100.000
10.000.000
300
120
36.000
10 Apr
-
-
-
100
120.000
12.000.000
200
120
24.000
02 Mei
100
-
130
-
12.000
-
-
-
-
-
-
-
200
100
120
130
24.000
13.000
05 Jun
-
-
-
200
120
24.000
100
130
13.000
06 Jul
300
-
125
-
37.500
-
-
-
-
-
-
-
100
300
130
125
13.000
37.500
07 Okt
-
-
-
100
130
13.000
300
125
37.500
10 Nov
-
-
-
200
125.000
25.000.000
100
125
12.500
03 Des
100
-
130
-
13.000
-
-
-
-
-
-
-
100
100
125
130
12.500
13.000
Total
800
-
98.500
700
-
84.000
200
-
25.500
*hitungan ribu

Cara Perhitungan Metode LIFO
 
Dalam penerapan metode LIFO berarti perusahaan akan menggunakan persediaan barang yang baru/terakhir masuk untuk dijual terlebih dahulu. Jadi biasanya persediaan akhir barang dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang pertama atau awal masuk. Berikut adalah contoh perhitungan metode FIFO dari data di atas:

Tanggal
Pembelian
Harga Pokok Penjualan
Persediaan
Unit
Harga/ Unit (Rp)*
Total Harga (Rp)*
Unit
Harga/Unit (Rp)*
Total Harga (Rp)*
Unit
Harga/Unit (Rp)*
Total Harga (Rp)*
01 Jan
-
-
-
-
-
-
100
100
10.000
05 Feb
300
-
120
-
36.000
-
-
-
-
-
-
-
100
300
100
120
10.000
36.000
07 Mar
-
-
-
-
-
-
100
-
120
-
12.000
-
100
200
100
120
10.000
24.000
10 Apr
-
-
-
-
-
-
100
-
120
-
12.000
-
100
100
100
120
10.000
12.000
02 Mei
100
-
-
130
-
-
12.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
100
100
100
100
120
130
10.000
12.000
13.000
05 Jun
-
-
-
-
-
-
100
100
130
120
13.000
12.000
100
100
10.000
06 Jul
300
-
125
-
37.500
-
-
-
-
-
-
-
100
300
100
125
10.000
37.500
07 Okt
-
-
-
-
-
-
100
-
125
-
12.500
-
100
200
100
125
10.000
25.000
10 Nov
-
-
-
200
125
25.000
100
100
10.000
03 Des
100
-
130
-
13.000
-
-
-
-
-
-
-
100
100
100
130
10.000
13.000
Total
800
-
98.500
700
-
86.500
200
-
23.000
*hitungan ribu

Cara Perhitungan Metode Average

Dalam penerapan metode Average berarti perusahaan akan menggunakan persediaan barang yang ada digudang untuk dijual tanpa memperhatikan barang mana yang masuk lebih awal atau akhir. Jadi persediaan akhir barang dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan persediaan rata-rata yang masuk. Berikut adalah contoh perhitungan metode Average dari data di atas:


Tanggal
Pembelian
Harga Pokok Penjualan
Persediaan
Unit
Harga/ Unit (Rp)
Total Harga (Rp)
Unit
Harga/Unit (Rp)
Total Harga (Rp)
Unit
Harga/Unit (Rp)
Total Harga (Rp)
01 Jan
-
-
-
-
-
-
100
100
10.000
05 Feb
300
120
36.000
-
-
-
400
110
44.000
07 Mar
-
-
-
100
110
11.000
300
110
33.000
10 Apr



100
110
11.000
200
110
22.000
02 Mei
100
130
13.000
-
-
-
300
120
36.000
05 Jun
-
-
-
200
120
24.000
100
120
12.000
06 Jul
300
125
37.500
-
-
-
400
122.5
49.000
07 Okt
-
-
-
100
122.5
12.250
300
122.5
36.750
10 Nov
-
-
-
200
122.5
24.500
100
122.5
12.250
03 Des
100
130
13.000
-
-
-
200
126,25
25.250
Total
800
-
99.500
700
-
82.750
200
-
25.250


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Algoritma Beserta Penjelasannya

Aplikasi Project Management System Untuk Buka Usaha

CONTOH PROGRAM BIODATA,UTS&UAS DAN VOLUME KERUCUT PADA PROLOG.